Selasa, 25 Februari 2014

terima kasih

Selamat sore, Lala a.k.a @_bianglala

Entahlah apa yang harus kutulis untukmu. Bahkan seharusnya aku hanya tinggal mengambil ponselku dan mengirimkan pesan yang ingin kutulis untukmu melaluinya. Tapi terkadang, ada hal-hal yang tak bisa kukatakan lewat pesan singkat line. Oh ya, jika tulisanku di sini sedikit kacau, maklumi saja. Kepalaku masih berasap akibat meeting siang tadi. Padahal aku sudah duduk di bawah pendingin ruangan.

Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena kamu telah menjadi pasangan menulisku dalam #duahati. Terima kasih sudah mau menjadi Sasi Kirana. Dan tak pernah kubayangkan, aku begitu senang saat menjadi Suvan karena teman menlulis suratnya, yaitu Sasi, begitu mengasyikkan. Bahkan aku terkadang lebih memilih menjadi Suvan; seseorang yang lebih nyaman dengan dirinya sendiri. Bukan berarti aku tak nyaman menjadi aku. Terima kasih, Sasi.

Aku butuh kopi untukmeredam asap di kepalaku, dan aku ingat satu racikan darimu, yaitu kopi kayu manis. Untung pantry di kantor ini cukup lengkap dan aku menemukan bubuk kayu manis bertengger di sudut dapur. Rasanya enak, tapi jadi wangi. Mungkin karena aku terlalu banyak menaruh bubuk kayu manis di dalam kopinya. Tapi terima kasih untuk racikannya.

Sudah, ya. Daripada apa yang kutulis semakin tak jelas. Sekali lagi terima kasih untuk menemani Suvan menulis di sudut menepikan sepi, dan terima kasih untuk kopi kayu manis.


Salam,
el diaz

(surat ke #25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar