Selamat siang, dra..
Kau mungkin masih dalam perjalanan pulang ke rumah. Pagi ini, semoga kau tak lupa mengenakan masker atau apa saja yang bisa menutup hidungmu. Abu vulkanik dari Gunung Kelud tiba lebih pagi dari matahari.
Di mana-mana ada abu. Aku sudah lima kali menyapu lantai kamarku. Padahal pintu dan jendela selalu kututup rapat. Aku juga belum mandi saat menulis surat ini. Tenanglah, badanku masih wangi.
Hari ini valentine, dra. Aku ma mengajakmu ke suatu tempat. Bukan tempat romantis, bukan pula tempat yang akan membuatmu jatuh hati. Barang kali kau malah akan takut. Tapi aku sudah janji dengan seseorang untuk mengenalkanmu padanya. Eits, seseorang itu bukan kekasih baruku, bukan selingkuhanku juga. Mana berani aku menduakanmu, dan betapa bodohnya aku kalau sampai melakukannya. Kau akan mengetahuinya nanti.
dra, ada satu rahasia yang harus kau ketahui dari masa laluku. Kau tahukan aku pernah bilang bahwa aku benci sekali dengan rokok. Dan kau selalu bertanya apa alasannya. Hari ini, di hadapanmu dan di hadapannya akan kuceritakan semua. Syaratnya, asal kau mau kuajak ke tempat di mana seseorang ini berada sekarang.
Saat kau sampai rumah, kau akan menemukan surat ini dalam pesan singkat di bbmmu. Aku akan menemuimu setelah kau setuju dengan permintaanku ini.
Terima kasih sudah mau membaca surat ini, dan segera temui aku dengan maumu.
Aku mencintaimu.
Selamat hari valentine, kesayangan..
(surat hari ke #14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar