Jumat, 07 Februari 2014

dari dalam selimut

Selamat pagi, kesayangan..

Langit begitu mendung pagi ini. Aku yang masih diurapi kantuk, masih juga meringkuk di bawah selimut. Sambil memeriksa ponselku untuk tahu apa kau sudah mengirim pesan untukku . Ternyata sama saja. Layar ponselku kosong dan mendung seperti langit di luar sana. Mungkin aku harus tidur lagi. Mungkin ini juga aku masih bermimpi.

Lalu aku mengambil kertas dan pensil yang semalam kujadikan teman setelah aku pulang mengantarmu. Menulis surat ini, sambil menunggu datangnya matahari. Menunggu pesanmu di ponselku yang pertama kali, hari ini.

Seingatku, tak ada mimpi mampir dalam tidurku tadi. Aku sangat lelap. Apa karena kau memelukku sebelumnya? Atau karena ciumanmu di tubuhku? Yang pasti karenamu seluruh tubuhku mendapat ketenangan yang begitu dalam. Makanya malam tak perlu bersusah-susah mengirimmu kemimpiku. Dan pagi ini terasa segar sekali, seperti aku habis meneguk es jeruk di siang hari, padahal ini mendung.

Pukul 07.22 sekarang. Tak biasanya kau belum mengirim kabar. Apa kau juga masih berselimut di atas kasurmu? Senyaman itukah juga peluk dan ciumanku semalam untukmu?

Sayang, bangunlah segera. Singkap selimutmu dan kabari aku mengenai pagimu. Sebentar lagi, akan kukirim surat ini beserta matahari. Supaya dingin tak lebih menarikmu ke dalam selimut.

Salam,
Kekasihmu dari dalam selimut.

(surat hari ke #8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar