Sabtu, 07 Februari 2015

Kepada Lelaki Kecil

Ada banyak buku yang harus kau baca. Beberapa sudah ada di rak buku di kamarku dan kamarmu, lainnya akan kubelikan untukmu nanti. Kau harus membacanya. Kau harus banyak membaca. Tentang apa saja, supaya kau paham mengenai banyak hal. Kau bisa menelusuri dunia dari tiap halamannya.

Aku tahu sekarang kau masih belajar mengenal dan menghapal satu persatu huruf. Masih harus mengejanya dengan terbata-bata. Aku senang kalau kau mulai merengek memintaku untuk membacakan cerita, karena dari sana aku juga bisa sambil mengajarimu membaca.

Alel, kalau nanti kamu membaca surat ini, kau akan paham mengapa aku lebih senang membelikanmu sebuah buku cerita dibanding membelikanmu mainan lainnya. Aku mau di kepalamu terisi banyak hal dari semua buku yang aku bacakan dan kau baca sendiri nanti. Entah mau jadi apa nantinya kamu, tapi setidaknya kau sudah punya bekal untuk masa depanmu.

Aku takkan memaksamu membaca setiap waktu, kau juga boleh bermain. Bersenang-senanglah selagi hidupmu masih didekap kebahagiaan murni tanpa beban. Puas-puaslah untuk tertawa, sebab menjadi dewasa kadang harus banyak berpura-pura. Aku bahkan sering bergidik kalau kau mulai bertanya, mengapa kau harus menjadi anak kecil lebih dulu, mengapa kau tidak sepertiku menjadi orang dewasa. Jawabanku selalu sama, semuanya butuh proses dan kau bersenang-senanglah lebih dulu.

Kutarik tubuhmu ke pelukanku dan kembali mengenalkanmu pada halaman baru di buku cerita yang sore kemarin kubelikan untukmu. Kita kembali lagi belajar membaca. Mengeja satu persatu lagi huruf di mana waktu takkan pernah bisa kembali untuk kita nikmati.

Alel, di halaman-halaman setelahnya semoga bahagia menjadi cerita dan tak begitu saja berakhir sebagai penutupnya.

Untuk Gavrel Marshall, lelaki kecil yang bahagianya kujaga supaya tak pernah pergi. Apa loves you, boy..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar