Senja tak berhujan, di sini relungku jatuh kepadamu dengan kebahagiaan..
Selamat senja, kekasihku.
Sudah kuungkapkan semuanya kepadamu, secara langsung tadi, dengan saksi kedua mata dan jutaan kali degup jantungmu. Tapi di sini, aku akan menambahkan sebuah catatan. Barangkali di waktu senggangmu nanti, saat tak bersamaku, kau bisa membacanya dan mengingatku dengan senyum, pun ingatan mengenaiku.
Aku mencintaimu dengan segala yang ada dan yang belum ada daripadaku. Bahagiaku terkumpul di dalam lingkar hitam matamu. Aku bisa melihat diriku sendiri tersenyum tenang di sana. Seperti berkaca dan jelas bahwa gores luka di tubuhku terhapus, meski tak sempurna.
Kekasihku, kepadamu aku percayakan hatiku. Bila ada bahagia, milikilah semuanya. Bila nanti ada luka, akan kupunguti sendiri dan kunikmati dengan ingatan bahagia yang darimu. Mungkin aku sedang bahagia dan tak peduli luka-luka. Tapi kupahami, roda berjalan memutar. Akan ada luka (nantinya yang tak kuamini), entah kapan. Kusiapkan saja ingatanku supaya lapang menenun bahagia sejak sekarang.
Senja di mata kita tak pernah muram rupanya. Sulaman-sulaman jingga menyelimuti kita, menjadikan hangat untuk kita habiskan bersama dua cangkir kopi milik kita. Senja kita, senja jatuh cinta.
Tuhan, aku jatuh cinta. Sedalam-dalamnya di dada ciptaan-Mu lainnya.
Selamat senja, kekasihku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar