Selamat senin, waktu..
Sudah dimulakan kembali, hiruk pikuk sibuk. Libur diletakkan lagi, disimpan sampai nanti akhir minggu. Senin, bagaimana hatimu? Melihat begitu banyak ungkapan yang tak mengharapkan hadirmu. Ada yang membencimu, ada yang berpura-pura tak mengingatmu meski tetap berpijak pada kamu. Senin, adalah awal yang sudah berjalan dengan penuh kesesakan.
Bagiku, kamu tak lebih dari hari biasanya. Bahkan kadang terasa minggu. Maaf jika aku menyamakanmu dengan hari lain. Aku hanya ingin menganggapmu sama menyenangkannya dengan hari liburku.
Hari ini pun, aku masih menikmatimu sebagai libur sambil menghitung hujan. Ya, hujan sebelum siang menghalangiku menuju kampus dan menghabiskan waktu di sana dengan kewajibanku menyelesaikan revisi. Tapi apa mau dikata, bukan pula alasan yang kuada-adakan, hujan sudah datang lebih dulu. Bukan juga takut basah, tapi jas hujanku sudah robek dan aku harus melindungi file-file skripsiku. Percuma juga sampai kampus.
Senin, andaikan semua orang menganggapmu semenyenangkan akhir pekan, betapa hatimu akan senang. Lalu memintakan senyuman dari matahari untuk menaungkan cerah di bumi. Andaikan. Tapi kupikir, tak ada hubungan juga antara kamu, ketidaksenangan orang mengenaimu, dan hujan. Hujan ya hujan saja. Ketidaksenangan terhadapmu, ya itu masalah orang yang tidak suka kamu. Aku mengada-ada.
Semoga senin, aku tidak membencimu. mencatat dan mengingatmu sebagai hari paling menyenangkan. Semoga. Selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar