Senin, 12 Agustus 2013

jejak kehilangan

Satu sore tiba di pesisir paling tepi -- menyisa basah kecipak ombak, sibuk menghapus jejak-jejak.
Seperti kenangan yang tak lagi dipahami.

Lalu kau dan aku di sini, serta muram langit ditiupi angin.
Ini musim langut, kita dan sepasang puisi enggan lagi bertaut.

Para camar hanya berputar-putar di bawah langit tanpa hujan.
Suara pengisi ruang kehampaan kian berjeda, menghempaskan kesunyian.
Menghempakan hela napas-napas jiwa senja kelelahan.

dan membiarkan buih-buih asin menyentuhkan rasa asing di sela jemari kaki kita.
dan tak ada yang mengisi jejak-jejak pasir dengan desir sampai pantai utara.

Lalu, tahukah kau, siapakah yang masih riuh bercengkerama?
Selain siluet foto ciuman kita, dan sisa-sisa teduh ketabahan di bawah karang.

Mungkinkah laut, memisahkan aku yang pantai dan kau kedalaman palung?
Sdang angin-angin mengirim ombak, mengasingkan alamat di kaki-kaki berjejak.
Sampai kecemasan, mengapung di antara kehilangan dan kehilangan, dan kehilangan..


( kolaborasi dengan @_bianglala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar