Sepertinya musim kemarau masih betah. Terik matahari masih saja menguasai siang. Kapan hujan? Kapan petrichor akan sampai di nafasku? Terkadang kujumpai mendung, saja. Tidak ada hujan, belum tepatnya. Padahal ini sudah mendekati Oktober, dan biasanya sudah mulai hujan. Gerimis minimal.
Hari ini senin, seperti biasa aku harus kembali lagi pulang ke kos. Besok aku ada kuliah. Sengaja memang aku mengosongkan jadwal di hari senin, supaya lepas aku dari kata-kata "i hate monday". Bukan mau sok antimainstream, tapi memang kalau awal minggu saja sudah dimulai dengan kebencian, ya biasanya selanjutnya bakal membosankan.
Ini baru jam 10 pagi, dan matahari sudah bertengger kuat di langit. Aku memutuskan naik bus saja untuk kembali ke kos. Sudah berpamitan dengan ibu dan bapak, sekarang aku sudah duduk menunggu bus di halte. Tidak memakan waktu lama, sekitar 10 menit bus yang akan aku tumpangi sudah berada di depan mata.
Tidak begitu penuh untuk hari senin. Aku melihat masih ada satu bangku kosong di bagian tengah. Kuhampiri bangku itu sebelum ada orang lain meraihnya. Aku hanya mau memastikan, 2jam perjalananku nyaman dan bahkan bisa sambil tidur. Di sebelahku--yang dekat jendela--ternyata seorang bule. Sebelum duduk tadi, aku sudah menyapanya dengan tersenyum.
Kira-kira sudah 1jam perjalanan dan kami masih saling diam. Sampai pada akhirnya aku memberanikan diri untuk sekadar berbasa-basi.
aku: "where do you come from, mister?"
bule: "London."
Singkat banget jawabnya, mister. Pakai basa-basi juga kek, atau gimana. Lalu kami diam lagi. Perawakan bule itu sepertinya tinggi. Badannya besar kalau dibanding denganku. Dia memakai kacamata hitam, tapi aku bisa tau kalau matanya menerawang keluar jendela. Entah apa yang dilihatnya, ya kan aku ga mau dibilang kepo kalau tanya-tanya. Satu yang menarik perhatian, rambutnya pirang tidak terlalu panjang dan gimbal. Satu yang kepikiran pas liat rambutnya; wedus gembel.
Tanpa sadar, aku bergumam tentang rambutnya dalam bahasa Jawa, "rambute koyo wedus gembel, tau adus ra yo?" ( rambutnya seperti wedus gembel, pernah mandi ga ya?). Aku meliriknya, dia masih diam saja dalam lamunan.
Kira-kira lima belas menit setelahnya, bule itu turun di sebuah halte. Dia harus melewati aku untuk bisa keluar dan turun dari bus. Lalu, "excuse me, wedus gembel mau lewat. Saya duluan, ya.."
Aku melanjutkan perjalanan, dengan diam.
♬ berlari teriak ku kejar bus kota
di tengah terik siang yang panas
berlari teriak ku kejar bus kota
demi satu kesempatan dan cita-cita
(♬ Bus kota - Shaggy dog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar