tidak ada yang bisa diam saat mencintaimu
kukira akan ada begitu banyak ungkapan ketika tiba di hadapanmu
mungkin mulanya diam-diam, sungkan oleh keindahan semua yang melekat di tubuhmu
terang saja, aku tiba-tiba membatu dalam gagalnya rencanaku
aku mencintaimu dan di sanalah paku-paku tajam keelokanmu menancapkan aku
betapa ngeri harapanku beradu tatap dengan mata penuh pesona
aku jatuh, oleh cinta karena cinta di hadapanku
kau adalah semesta yang telah disetujui Tuhanku untuk kucintai
kau yang mengaduk kebahagiaan titipan Sang Maha
kini aku menggantung di jembatan yang hampir saja rubuh oleh kekagumanku
lama-lama aku berdiam di tegunku sendiri
hingga lapuk waktu menunggu ketidakpastian
apa aku bisa mencintai dalam kebisuan
apa aku bisa hidup heran dengan kebodohanku
meski engkau telah meyakinkan dengan senyuman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar