Ada yang menantimu di tiap ujung harapannya. Seseorang yang tak pernah sekalipun luput oleh lupa, meski masa memberinya bertumpuk-tumpuk kenangan. Kau tidak akan pernah kehilangan, dan tidak akan pernah melihat seseorang itu pergi begitu saja darimu.
Saat langit penuh oleh mendung, dari matanya coba dipancarkan secercah cahaya. Barangkali kau butuh hangat, barangkali kau ingin diperhatikan lekat. Seseorang itu selalu ingin menjagamu.
Dalam tiap deras hujan, setangkup lengan diperintahkannya untuk mendekap tubuhmu. Memayungimu dari kuyup yang mengancam sekujurmu. Tubuhnya ingin menjelma atap untuk meneduhkanmu. Atau merupa payung dalam perjalananmu.
Seseorang itu acap kali memanggilmu cinta, berulangkali mengigau namamu sebagai rindu.
Kau tidak sendirian. Lihat betapa ada seseorang yang tak sanggup membiarkanmu dikekang sepi. Tak pernah rela bila kau disandingkan dengan kesunyian. Ia ada untuk menyambut datangmu, menyambut segala harapan yang terus dipupuknya.
Tak ada pagi terlewat dengan embun yang meneteskan namamu. Tidak ada siang yang asing, ketika waktu menyediakan bayangmu di ingatannya. Tidak ada senja yang menjadi jingga, jika cahayanya tak memancar senyummu. Pun tidak akan pernah ada malam yang pejamnya tak menjadi kerajaan bagimu di mimpinya.
Akan butuh berapa hitungan cinta, kau akan menyebutnya demikian? Harus ada berapa juta bintang, untuk membandingkan pendarmu dan meyakinkanmu bahwa kamulah yang paling cahaya? Baginya tidak perlu semua itu. Cukup satu hadirmu dalam tiap jaganya dan adamu dalam segala hidup nafasnya.
Seseorang itu ada, tidak pergi meski hadirnya adalah asing bagimu.
Sesekali tataplah matanya dan singgahkan selengkung senyum sederhanamu. Ia mencintaimu, ia ada untuk kamu di sini.
Seseorang itu, aku.
( ♬ Ku ada di sini - Rio Febrian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar