Kita sedang duduk sambil memantau mendung. Apakah hujan akan jatuh, sedang di kepala kita masing-masing telah bermula musim semi?
Tak ada yang bergetar dari langit. Sama sekali. Bahkan, tak ada satu nadapun gemuruh tiba.
Daun-daun tumbuh di dalam ingatan. Dan mata kita jadi taman yang banyak dikunjungi keluarga untuk bermain dengan tawa-tawa.
Tetapi langit masih saja mendung. Musim di luar dan musim di kepala kita hidup di pisah benteng.
Sungguh kita adalah tunas-tunas daun yang haus matahari. Ada begitu banyak harapan; aku yang kamu dan kamu yang aku.
Maka, kepada kepala kita masing-masing yang menyimpan musim semi, semoga tak ada musim lain yang tega menggunduli. Perihal waktu, biarkan semuanya silih berganti dan menuntun usia untuk terus memanjang dan menunggu.
(@duetpuisi - #musim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar