Kau telah membangun dinding. Mengecatnya dengan cat warna putih, lebih putih dari kulit tubuhmu. Tapi juga tak putih pucat seperti wajahku, waktu kau meninggalkan aku.
Aku ragu menuliskan sesuatu di sana. Bahkan takut, walau hanya sekadar mencoret. Bagaimana jika aku ingin menancapkan paku, jika aku mau menggantung lukisan yang seminggu lalu kubeli? Aku tak ingin melukaimu.
Tak ada.
Lalu tak ada yang tertulis. Biar saja putih dan bersih sekali.
Sampai-sampai bayangan yang jatuh dari tubuhku limpung. Dan ini pertama kalinya, cahaya tabah tak membiaskan apa-apa. Biar saja putih dan bersih sekali.
Dinding itu, adalah hatimu. Berisi kesucian. Biar saja putih dan bersih sekali.
(#duetpuisi - untuk @duetpuisi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar