Abu-abu yang membentang jauh di langit sana telah bergulung-gulung. Tinggal menunggu kau sentuh dengan jemarimu, lalu hujan.
Rambut-rambutku akan jadi atap. Akan menjadi yang pertama menangkap segala jatuh-jatuhan hujan. Dan menyimpan semua derasan di dalam kepala, menyembunyikan segala ramai atas bulir-bulir dari atas sana. Kepalaku jadi pasar malam pada hari pertama buka. Riuh sekali.
Ini bukan lagi tik-tik-tik. Bukan hanya sekadar rintik, bukan kedip matamu yang lentik. Bukan itu.
Hujan betapa deras, sungguh telah membuahi kepala. Bahwa sebentar saja akan melahirkan anak-anak ingatan sepanjang kenangan telah berjalan.
Sementara, atap yang kupasang tak lagi sanggup meredam. Meski akan memuntahkanmu lebih lambat.
(@duetpuisi - #cerau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar