Waktu melaju, kau menua, aku kian renta
Masa lalu tinggal, tetap pada umur terjadinya
Pada cinta pertamanya, pada mula luka-lukanya
Tidak berubah dan terus menetap
Siapa menyangka, ia tetap hidup sehat untuk ingatannya?
Tidak sakit, apalagi mati
Oleh karenanya, benteng senyum kubangun tinggi-tinggi.
Kokoh
Di masa depanku, supaya tabah kamu
Tidak mengenal sedihku
Kubiarkan mabuk anganku dengan keberadaanmu
Dan masa depan jadi kitab bacaan
Untuk doa sebelum lagi dihadiahi luka
Kita, yang dinikahkan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar