cuaca cukup panas, menyengat. untuk kesekian kalinya hanya diam. beranda kududuki sembari menunggu rindu yang katanya akan datang tepat waktu; kamu.
iya, kamu. tidak akan kutulis namamu di sini. cukup di hatiku saja jelas terukir.
aku masih membaca buku yang isinya masih tak juga kupahami. tentang materi mengenai skripsi. ah, mengenai itu lagi. hampir bosan aku.
akhirnya langkahmu sampai, senyummu nyaman dan sapamu hangat. lalu dekap, merambahkan nkmat yang kemudian menyayat dan mengiris jemu tunggu tadi, secepat kilat. bosan itu pergi, jauh.
sedang sakit aku, dan tanganmu memenuhi dahiku. mengukur suhu yang menghangat.
istirahatlah, katamu. lalu menyeretku masuk untuk merebah. aku diam memperhatikan tingkahmu. raut mukamu tegang, meski sesekali kamu menengok dan melempar senyum, khas milikmu.
mendekat lagi, sembari duduk kamu mengulurkan segelas minuman. minum, dan semoga cepat bereaksi. katamu lagi masih dengan tersenyum. aku pasti sembuh jika ini caramu. lebih karena hangatmu, pedulimu dan caramu memperlakukan aku dalam kelemahan.
sekarang duduklah di sini, di dekatku. peluk saja tubuhku, biar datang yang kamu mau, sembuhku. satu lagi, biarkan aku merasakan nyaman mendekap dadamu. tumbuhlah segala tenang pada detakmu.
terima kasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar