Sabtu, 20 Juli 2013

sisa-sisa yang terjaga

Kau mungkin saja tidak menemukan jejak di antara pasir pantai. Kau hanya akan menemukan kerontang-kerontang panci dengan sisa kerak coklat santan dan piring-piring kotor terserak bekas para nelayan melayani rengekan cacing-cacing dalam perutnya, di sudut dermaga. Sebab, ikan-ikan tangkapan melarikan diri, jauh dari jala yang ditebar. Apa kau tahu, deru ombak seringnya menggulung-gulung harapan, saja.

Dan langit menggelap. Nelayan yang setengah kenyang memasukkan sisa pisang, selain jala dan umpan ke buritan. Barangkali, di tengah gundah tengah laut, ada satu yang bisa dipegang harapannya. Seperti menggenggam satu dari senyum jejak tinggalanmu di pasir pantaiku. 

Pada saat pagi sudah kembali, dan saat panci-piring sisa santapan tak juga tercuci, aku tidak menjadi buta dan melihat seluruh kerak masih terjaga. Di antaranya teronggok tawa yang purba--saksi bahagia yang luput dari gendongan malam, juga sinar mercusuar; keberadaanmu, begitu jauh dari dermaga tempatku bersauh.

(Untuk @WE_Dewie - tema 'kolak')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar