Aku melipat selimut di atas kasur
Menumpuknya di atas bantal yang menyimpan mimpi-mimpi
Dan sekali lagi menumpuk bantal yang seringkali kujadikan guling--pemilik hangat sederhana yang tidak dimiliki dinding-dinding telanjang
Kasur ini nampak begitu luas bagi diriku sendiri
Namun teramat sempit jika kubagi bersama harapan dan keinginan untuk menempatkanmu di sini
Kemudian aku menyingkirkan angan-angan asing
Terlalu penuh, kupikir
Mengganggu aku dan (bayang) kamu
Seprainya kuganti seminggu sekali
Kuharap, walau pun sekadar mimpi, kau dapat mampir tanpa risih duduk
Di atas kasur ini, hanya mesra lampu dan langit-langit yang dapat kunikmati
Apakah di cahayanya aku ikut ditautkan?
Atau aku hanya jadi yang mereka bicarakan karena sendirian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar