Pada akhir senja sekitar pukul enam lewat, saat kebanyakan nelayan mempersiapkan jala di buritan kapal, dan membiarkan keriuhan bergembira di sepanjang bibir dermaga, tak memperhitungkan nyala-nyala kesepian ikut terjaga.
Sekumpulan angan terbang dan mematuk-matuk gelombang, pun mengundang debur ombak, merekam keberadaan.
Tidakkah kekosongan itu terjawab?
Sebab pantai hanya memiliki dermaga dengan nelayan tua yang lebih setia kepada jala.
Maka pada akhirnya, kedatangan perahumu di antara bunyi jam yang jarumnya menunjuk pukul sembilan. Malam. Ini adalah waktu di mana pasir-pasir boleh lagi menembaki jejak-jejak baru dan menandai segala hal yang terpercik oleh tibanya penantian.
Ini pantai ketika aku bisa lagi tertawa.
Ini dermaga ketika tibamu menjadi selamanya.
*balasan untuk @WE_Dewie dalam #DuetPuisi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar