Siapa yang membawa mata ke tubuh berjauh-jauh. Ada dua atau lebih wajah berlapis pandang kesedihan. Kau tahu akupun tak tahu. Kesedihan itu turut ke mataku dan oleh sebabnya satu demi satu ada yang tiba-tiba saja berjatuhan seperti serpih kayu. Pedih.
Dan garis-garis yang tembus di permukaan merayu sepi untuk tegas seperti garis wajahmu.
Siapa yang menyaji gambar bila kesedihan-kesedihan itu tak berkesudahan. Wajahmu sekali lagi menipu dan kehilangan sudah memburu.
Sekali lagi.
Aku mengharapkanmu tak hanya mata yang memandang berkali-kali, atau kesedihan itu takkan berhenti sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar