tubuh halus, meski bercak merah darah membasuh sekujur
tangisan adalah suara murni, jernih menggema
mata bening, walau masih belum ada yang dapat terlihat
itu aku
manusia mungil tak mengenal apa-apa
tak mengerti apa-apa
suci, sekalipun dititipi dosa muasal
dari yang tak kukenal sebagai siapa
waktu
mengokohkan langkah
mengenalkan kesenangan
memberi hamburan pilihan
dan jatuhlah
itu aku
tubuh kuat dengan segala keangkuhan
pemenang yang kotor kemunafikan
penyandang benci dalam lindap hati
itu aku
jatuh, jatuh dan teramat jatuh
di jurang keliru yang teramat teguh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar