suatu ketika kau datang kepadaku seperti hujan deras yang tiba-tiba. tanpa mengetuk sambil menjinjing gigil berdiri sendirian di depan pintu. masuk dan duduk di ruang tamu yang masih menyimpan baumu setahun lalu.
kau bercerita, kau kesepian. sakit.
apa aku harus ikut sakit juga? sedangkan sakitku sudah ada sejak kamu pergi waktu itu. sakit yang telah berdansa di lantai waktu. juga sakit karena mabuk kehilanganmu. apa aku harus sakit lagi?
(aku sudah kehabisan es untuk mengompres dahiku. lalu akan kupakai apa untuk bisa mengompres dahimu dan dahiku lagi? oh ya, kumpulkan gigilmu saja, nanti biar kubungkus saputangan)
dengan sakitmu kau berhasil sampai ke rumahku. kau tak lagi lupa jalan. ruang tamu ini akan merawat tubuhmu, sama ketika ruang ini merawat ketiadaanmu dengan sepi dan bau khas yang tak mampu dihindari penciumanku.
kau sembuh, dan aku tetap saja sakit yang tak kau buat jenuh.
~ teras atas, 14 mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar