Aku tiba-tiba saja mengantuk, padahal malam baru saja membuka pintu
Jika pun lelah, ini tidak begitu
Bahkan di atas kepalaku nyala lampu masih berbinar-binar
Kau campurkan apa di kopiku?
Kusesap lagi kopi buatanmu, rasanya tak berubah, sama seperti hujan yang tak mau reda sejak pagi mebuka mata
Apalagi yang salah? Mataku menuntut pejam, pun di sesapan-sesapan berikutnya, sampai habis
Kuingat lagi tentang jejak di depan pintu
Hanya sepersekian-detik saja aku tahu, pemiliknya asing, bukan aku atau kamu
Milik entah siapa, dan mampu membuat isi kepalaku berputar-putar
Aku tidak cemburu, itu bukan milik kekasihmu dulu
Sampai di sesap terakhir, aku mengatupkan mata dan menata debar
Jejak itu, adalah cinta sebelum kamu, milikku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar