suara-suara angin menandakan akan hujan
datanglah..datanglah..
urapi keberadaanku yang telah kerontang sendu
adalah aku tanah kosong, bahkan ilalangpun enggan
bergeming
kuhitung satu demi satu gugur angin
di atas tubuhku, ingin itu membadai
rusaklah asa sekujurnya
tak juga jatuh
tak jua luluh
tak pernah lagi membuatku mengucap aduh
cinta saja tak cukup, sebab sendiri
aku harap ada berada di satu jalur derasan
bila memungkinkan
dan kita adalah setangkup payung besar hitam
saling melindungi saling menangkap nyeri
lalu mati
oleh sebab hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar