ombaknya masih berderai-derai
rela menabrak karang sampai pecah
ia mengenal pantai
pasir lusuh
jejak-jejak asing tertinggal
di ujung dermaga
tengah laut itu biru paling damba
aku hendak memungutnya satu demi satu tetes
hitung saja waktunya hingga habis
kukira akan sama
tiba padamu saat semua menjadi kenangan
luruh dari kelopakmu
dan benar
laut usang di matamu
Minggu, 21 Oktober 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
tiba-tiba aku jatuh cinta
tiba-tiba aku jatuh cinta
inikah kesengajaan yang Tuhan ciptakan?
elok yang merajam dadaku
pertanyaan beruntut menunggu jawabanmu
datanglah, sayang
lengangku menanti kau buang
aku adalah kesepakatan antara rindu dan waktu
sementara kamu menjadi detak di tiap detik hidupku
tiba-tiba aku jatuh cinta
sadarkah aku menyemat gaduh tiap temu tatap matamu?
bolehkah aku menenun benang, menjadikan kain lalu kamu pakai?
aku ini sekadar hati pecinta
tepat dalam hangat dadamu aku jatuh cinta
inilah kesementaraan semesta
supaya hidup kuselesaikan kepadamu tanpa sia-sia
cinta
inikah kesengajaan yang Tuhan ciptakan?
elok yang merajam dadaku
pertanyaan beruntut menunggu jawabanmu
datanglah, sayang
lengangku menanti kau buang
aku adalah kesepakatan antara rindu dan waktu
sementara kamu menjadi detak di tiap detik hidupku
tiba-tiba aku jatuh cinta
sadarkah aku menyemat gaduh tiap temu tatap matamu?
bolehkah aku menenun benang, menjadikan kain lalu kamu pakai?
aku ini sekadar hati pecinta
tepat dalam hangat dadamu aku jatuh cinta
inilah kesementaraan semesta
supaya hidup kuselesaikan kepadamu tanpa sia-sia
cinta
Minggu, 07 Oktober 2012
menyalalah selagi padam
malam menjadi teladan ketabahan
nyala lampu samarkan kehilangan
masih adakah aku? seberkas saja bayang
di sudut bagian rindu
anak-anak kunang menyanyi riang
bermain rintik sisa hujan
kenanglah, sayang
aku pengiba hangat dadamu, lekat di jantungmu
sedemikian kutapaki lajur
debur asa paling jujur
karang-karang lunak sakitku ditabur
andai acuhmu mudah ditegur
di sinilah tak mengonggok puing-puing lebur
sudahi sakitku
aku mencintaimu dengan hati
untuk hidup yang mendarah dalam tubuh rapuh ini
tibalah, sebelum padam putik-putik nyala kembang
nyala lampu samarkan kehilangan
masih adakah aku? seberkas saja bayang
di sudut bagian rindu
anak-anak kunang menyanyi riang
bermain rintik sisa hujan
kenanglah, sayang
aku pengiba hangat dadamu, lekat di jantungmu
sedemikian kutapaki lajur
debur asa paling jujur
karang-karang lunak sakitku ditabur
andai acuhmu mudah ditegur
di sinilah tak mengonggok puing-puing lebur
sudahi sakitku
aku mencintaimu dengan hati
untuk hidup yang mendarah dalam tubuh rapuh ini
tibalah, sebelum padam putik-putik nyala kembang
Senin, 01 Oktober 2012
hanya mendung
langit sejenak menyerahkan mendung di atas aku menjejakkan kaki
suara-suara angin menandakan akan hujan
bergeming
kuhitung satu demi satu gugur angin
di atas tubuhku, ingin itu membadai
rusaklah asa sekujurnya
aku harap ada berada di satu jalur derasan
bila memungkinkan
dan kita adalah setangkup payung besar hitam
saling melindungi saling menangkap nyeri
suara-suara angin menandakan akan hujan
datanglah..datanglah..
urapi keberadaanku yang telah kerontang sendu
adalah aku tanah kosong, bahkan ilalangpun enggan
bergeming
kuhitung satu demi satu gugur angin
di atas tubuhku, ingin itu membadai
rusaklah asa sekujurnya
tak juga jatuh
tak jua luluh
tak pernah lagi membuatku mengucap aduh
cinta saja tak cukup, sebab sendiri
aku harap ada berada di satu jalur derasan
bila memungkinkan
dan kita adalah setangkup payung besar hitam
saling melindungi saling menangkap nyeri
lalu mati
oleh sebab hati
Langganan:
Postingan (Atom)