Selasa, 28 Agustus 2012

Aku Tidak Merokok


Aku tidak merokok, sayang..
Aku menjaga paru-paruku yang sudah sesak, bernafas tanpa kamu.
Aku tidak mau merusaknya dengan hitam asap yang penuh racun. Paru-paruku sudah lebam dihantam embus rindu.
Kamu boleh bangga, aku tidak menghabiskan uang untuk kubakar menjadi kesenanganku sendiri,
dan harusnya kamu bangga..

Kalau boleh jujur, aku sering menghabiskan uangku untuk membeli pulsa, lalu berlama-lama berbincang di ponsel. Atau menulis pesan, berulang kali. Juga membalas pesan yang kau kirim.

Pun, aku merelakan beberapa lembar uang di SPBU, menggantinya dengan beberapa liter bensin. Memenuhi tangki motor, untuk dibawa berkendara menemuimu.

Aku tidak merokok, sayang..
Peduli setan dengan omongan teman yang menjulukiku sok alim atau apalah sebutannya, yang penting aku tidak mengganggunya dan membiarkan mereka meneruskan menghisap batang demi batang linting tembakau. Toh juga aku jadi tidak merugikan mereka dengan meminta sebatang rokok saat  rokok milikku habis, dan meminjam koreknya.

Aku tidak merokok, sayang..
Aku lebih menyukai pahit kopi menempel di bibirku daripada pahit rasa tembakau itu.
Sekali aku pernah merokok, dan lebih dari seminggu aku batuk dan dadaku sakit.
Sekali..
Setelah itu aku memilih untuk pensiun dini menjadi perokok, tidak mencobanya lagi.

Sayang, tidak merokok adalah keputusanku. Supaya saat berbagi nafas denganmu, bukan sisa asap yang kuberikan kepadamu.
Aku mencintaimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar