Kamu barangkali, yang mengatup lengan ke tubuhku. Merengkuh semua lelah untuk kau satukan dengan detakmu, sampai aku cuma tahu bahwa hidup adalah tenang tiap detik.
Kamu barangkali, yang akan melemahkan keangkuhanku. Menendang semua omong kosong tersebab kekosongan dan mengisinya dengan senyum-senyummu.
Kamu barangkali, yang merelakan waktu untuk berkelana. Bahkan jika hanya untuk berputar-putar dalam kekacauanku, di mana semalam suntuk kau hanya akan mendengar bising suaraku.
Kamu barangkali, yang akan berat hati menaruh kesedihan di mataku. Pun demikian, akan teramat susah payah untuk menepis aku di kepalamu.
Kamu barangkali, yang akan menjadi kepulanganku.